tag:blogger.com,1999:blog-68538869550022316402024-03-13T22:55:46.664-07:00KAJIAN KEISLAMANldkmatimsyahttp://www.blogger.com/profile/04265215161786323735noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-6853886955002231640.post-70684702933706384452008-08-16T23:34:00.000-07:002008-08-16T23:41:04.567-07:00HERMENEUTIKA DAN AL QURAN<p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 200%;" align="center"> </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Oleh Mahmudah<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Saat ini tantangan terberat yang sebenarnya dihadapi oleh umat Islam adalah persoalan pemikiran keagamaan. Karena seperti kita ketahui bahwa saat ini di kalangan internal umat Islam sedang terjadi kejumuddan, fanatisme, taklid, kurafat dan sebagainya. Salah satu contoh yang menunjukkan hal tersebut adalah kemampuan akal umat Islam saat ini <span style=""> </span>tidak berfungsi, ini berarti bahwa kita cenderung taklid dengan pemikiran orang lain dan tidak pernah berpikir sendiri. Baik itu taklid dengan pemikiran ulama salaf maupun pemikiran golongan di luar Islam non muslim.<a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>Oleh <span style=""> </span>sebab itu benar apa yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun bahwa bangsa pecundang (kalah) akan mengikuti bangsa yang menghegemoninya, hampir diseluruh aspek kehidupannya baik kultur, sistem dan sebagainya. Yang sekarang menjadi pertanyaan adalah benarkah umat Islam saat ini adalah bangsa pecundang mungkin pertanyaan ini perlu analisis yang lebih mendalam, selanjutnya pertanyaan yang muncul adalah wacana pemikiran apa yang menghegemoni kita saat ini.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Adapun wacana pemikiran yang perlu kita waspadai seperti sekulerisme, liberalisme, pluralisme dan relativisme. Hanya saja dalam pembahasan ini penulis mencoba mengupas masalah hermeneutika yang merupakan turunan dari paham-paham isme diatas. Hemeneutika berasal dari bahasa <span style=""> </span>Yunani Hermeneuin yang.<a style="" href="#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Sehingga secara ringkas hermeneutika diartikan sebagai proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi tahu<span style=""> </span>atau hermeneutika juga diartikan sebagai suatu cara atau metode untuk menefsirkan simbol berupa teks, atau sesuatu yang diperlukan sebagai teks untuk mencari dicari arti dan maknanya.<a style="" href="#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style=""> </span>Dari pengertian diatas jika dilihat sekilas maka pengertianya tidak jauh berbeda dengan ilmu tafsir yaitu sama-sama menafsirkan. Hanya saja terletak pada konsepsi mengenai sifat dan otoritas teks serta keautentikan atau kepermanenan bahasa dan pengetian kitab suci tersebut. Umat Islam secara universal mengakui Al Quran sebagai kata-kata Tuhan yang<span style=""> </span>diwahyukan secara verbatain kepada nabi dan banyak yang menghafal dan menulis ayat-ayatnya ketika nabi masih hidup. Adanya variasi bacaan telah diketahui dan diakui oleh orang-orang terdahulu yang berwenang sebagai suatu yang tidak signifikan perbedaanya hanya pada kata-kata yang mengandung pengertian yang sama.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Sedangkan <span style=""> </span>metode hermeneutik ini<span style=""> </span>berasal dari tradisi Kristen atau Yahudi yang kemudian diadopsi oleh para teolog dan filsafat barat dari tradisi Yunani menjadi interprestasi teks secara umum. Heremeneutik berkembang dalam tradisi Kristen dan intelektual barat karena berangkat dari teks bibel dan doktrin teologis kristen yang banyak mengandung banyak sekali masalah dimata cendikiawannya sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span lang="SV"><span style=""> </span></span><span lang="IT">Ada empat model interpretasi bibel yaitu: <i>1. literal interpretasion, 2) moral interpretation, 3) allegorical interpretation, 4) analogical interpretation.<a style="" href="#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="IT">[4]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></a> </i>Dari empat model tersebut ada dua dua model yang menjadi arus utama interpretasi bibel pada awal-awal sejarah<span style=""> </span>kekristenan, yaitu model Alegoris (Alexandria) dan literal (Antionch). Model Alegoris terpengaruh dengan tradisi filusuf Yunani yang biasa dipakai untuk menginterpretasikan mitos-mitos Yunani kuno. </span><span style="" lang="SV">Dan medel ini dianggap yang paling tinggi dibanding model intrepretasi yang lainnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><span style=""> </span>Jika kita lihat dari asal Hermeneutika dan juga model penginterprestasiannya. Maka Hermeneutika sebenarnya tidak tepat untuk dijadikan metode dalam menafsirkan Al Quran karena kesahihannya dapat sempurna, diriwayatkan secara mutawatir dan ada segolongan manusia yang menghafalnya. Berbeda dengan Bibel yang bermula dari: 1) ketidakyakinan tentang kesahihan teks-teks, 2) tidak ada laporan atau tafsiran yang diterima secara mutawatir, 3) tidak ada yang menghafal teks-teks bibel.<a style="" href="#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Sementara itu, aneh jika metode Hermeneutika yang sebenarnya tidak cocok untuk menafsirkan al-Quran justru didukung oleh sebagian cendikiawan muslim, seperti yang ditawarkan oleh Nasr Abu Zayd yang biasa disebut kesarjanaan kritis Al-Quran menyebutkan bahwa : 1) ia mempertegas hubungan Hermeneutika<span style=""> </span><span style=""></span>Al-quran dan kritik Al-Quran. 2) mendesakralisasi dan mendemistifikasi Al-Quran. Sehingga ia berpendapat bahwa<span style=""> </span>Al-quran harus diperlakukan sebagai sebuah produk kultural, sebuah teks linguistik, teks historis dan bahkan teks manusiawi, kendati ia memiliki hakikat sebagai sebuah teks ilahiyyah.<a style="" href="#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Adapun<span style=""> </span>yang ditawarkan oleh Nasr Abu Zayd diatas tentu sangat bertentangan dengan ilmu tafsir, sehingga Hermeneutika bisa dikatakan berbeda dengan tafsir walaupun dalam pengertiannya sama-sama bermakna menafsirkan. Karena menurut Al-Attas tafsir berkembang karena sifat ilmiyah struktur bahasa arab<a style="" href="#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a>. Dan tafsir itu sendiri sangat penting karena ia merupakan ilmu yang diatasnya dibangun seluruh struktur, tujuan, pengertian, budaya dan kebudayaan Islam yang perkembangannya dimulai dari Nabi yang berupa rumah beliau kemudian sahabat, tabi’in dan para ulama. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt;"><span style="" lang="SV">Akan tetapi Amin Abdullah dalam Adian Husaini (2006 :136) mengatakan bahwa <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.6pt;"><span style="" lang="SV">” metode penafsiran selama ini senantiasa hanya menafsirkan hubungan penafsiran dengan teks Al-quran tanpa mengeksplisitkan kepentingan audiens terhadap teks hal ini mungkin dapat dimaklumi sebab para mufasir klasik lebih menganggap tafsir Al-quran sebagai hasil kerja-kerja kesalehan yang dengan demikian harus bersih dari kepentingan mufasirnya atau barangkali karena trauma mereka pada penafsirkan teologis yang pernah melahirkan pertarungan poitik yang maha dahyat pada masa-masa awal Islam. Terlepas dari itu alasan-alasan tersebut tafsir klasik Al-quran tidak lagi memberi makna dan fungsi yang jelas dalam kehidupan umat Islam ” .<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.6pt;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Ini merupakan kritik yang cukup berani dan tidak punya landasan yang kuat sehingga sebenarnya tidak pantas dilontarkan oleh cendikiawan muslim. Apalagi beliau sendiri belum pernah menulis kitab tafsir satu pun. Dan ini yang harus dihindari karena walau bagaimanapun saat ini yang terpenting bagaimana mengembangkan ilmu tafsir yang tidak bertentangan dengan Al-quran dan Sunnah itu sendiri. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Berikut satu contoh penafsirkan A-quran dengan metode Hermeneutika yang dijelaskan oleh Nasr Abu Zayd mengenai poligami : <a style="" href="#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><sup> <o:p></o:p></sup></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><b><span lang="IT"><o:p> </o:p><br />Interpretasi Tentang poligami Nasr abu Zayd<o:p></o:p></span></b></p> <!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1050" style="'position:absolute;" from="3in,224.4pt" to="3in,269.4pt"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: 3; margin-left: 282px; margin-top: 298px; width: 12px; height: 63px;"><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/User/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/05/clip_image001.gif" shapes="_x0000_s1050" height="63" width="12" /></span><!--[endif]--><!--[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]><span lang="SV" style="'font-size:12.0pt;font-family:"><span style="'mso-element:field-begin;mso-field-lock:yes'"></span></span><span lang="IT" style="'font-size:12.0pt;font-family:"><span style="'mso-spacerun:yes'"> </span>SHAPE<span style="'mso-spacerun:yes'"> </span>\* MERGEFORMAT </span><span lang="SV" style="'font-size:12.0pt;font-family:"><span style="'mso-element:field-separator'"></span></span><![endif]--><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV"><!--[if gte vml 1]><v:group id="_x0000_s1026" editas="canvas" style="'width:414pt;" coordorigin="2360,11320" coordsize="7200,4321"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> <v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1027" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;" preferrelative="f"> <v:fill detectmouseclick="t"> <v:path extrusionok="t" connecttype="none"> <o:lock ext="edit" text="t"> </v:shape><v:shapetype id="_x0000_t202" coordsize="21600,21600" spt="202" path="m,l,21600r21600,l21600,xe"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:path gradientshapeok="t" connecttype="rect"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1028" type="#_x0000_t202" style="'position:absolute;"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_x0000_s1028'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="'mso-ansi-language:SV'">Praktek poligini pra-Islam:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="'mso-ansi-language:SV'">poligami tidak terbatas<o:p></o:p></span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1029" type="#_x0000_t202" style="'position:absolute;"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_x0000_s1029'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal"><span lang="IT">Isalam membatasi poligini :</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IT">empat Istri dengan syarat </span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IT">suami bisa bertindak adil</span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:shape><v:line id="_x0000_s1030" style="'position:absolute;flip:x'" from="6117,12120" to="6118,12760"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:line id="_x0000_s1031" style="'position:absolute;flip:x'" from="6117,13720" to="6118,14360"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:line id="_x0000_s1032" style="'position:absolute'" from="8151,11480" to="8151,14840"> <v:line id="_x0000_s1033" style="'position:absolute'" from="7838,14840" to="8151,14841"> <v:line id="_x0000_s1034" style="'position:absolute'" from="7838,11480" to="8151,11481"> <v:shape id="_x0000_s1035" type="#_x0000_t202" style="'position:absolute;"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_x0000_s1035'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal"><span lang="IT">Makna </span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1036" type="#_x0000_t202" style="'position:absolute;"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_x0000_s1036'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="'mso-ansi-language:SV'">Sikap adil dalam poligini<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="SV" style="'mso-ansi-language:SV'">Tidaklah mungkin: Monogami lebih ditekankan<o:p></o:p></span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:shape><v:line id="_x0000_s1037" style="'position:absolute'" from="3769,12120" to="3769,13880"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:shape id="_x0000_s1038" type="#_x0000_t202" style="'position:absolute;"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_x0000_s1038'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal"><span lang="IT">Arah teks</span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:shape><v:line id="_x0000_s1039" style="'position:absolute'" from="8151,12920" to="8621,12921"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><w:wrap type="none"> <w:anchorlock/> </v:group><![endif]--><!--[if !vml]--><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/User/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/05/clip_image002.gif" shapes="_x0000_s1026 _x0000_s1027 _x0000_s1028 _x0000_s1029 _x0000_s1030 _x0000_s1031 _x0000_s1032 _x0000_s1033 _x0000_s1034 _x0000_s1035 _x0000_s1036 _x0000_s1037 _x0000_s1038 _x0000_s1039" height="327" width="555" /><!--[endif]--></span><!--[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]><span lang="SV" style="'font-size:12.0pt;font-family:"><v:shape id="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" style="'width:414pt;"> <v:imagedata croptop="-65520f" cropbottom="65520f"> </v:shape><span style="'mso-element:field-end'"></span></span><![endif]--><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV"><span style=""> </span></span><!--[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]><span lang="SV" style="'font-size:12.0pt;font-family:"><span style="'mso-element:field-begin;mso-field-lock:yes'"></span></span><span lang="IT" style="'font-size:12.0pt;font-family:"><span style="'mso-spacerun:yes'"> </span>SHAPE<span style="'mso-spacerun:yes'"> </span>\* MERGEFORMAT </span><span lang="SV" style="'font-size:12.0pt;font-family:"><span style="'mso-element:field-separator'"></span></span><![endif]--><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV"><!--[if gte vml 1]><v:group id="_x0000_s1040" editas="canvas" style="'width:414pt;" coordorigin="2360,4720" coordsize="7200,4320"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> <v:shape id="_x0000_s1041" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;left:2360;" preferrelative="f"> <v:fill detectmouseclick="t"> <v:path extrusionok="t" connecttype="none"> <o:lock ext="edit" text="t"> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1042" type="#_x0000_t202" style="'position:absolute;"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_x0000_s1042'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal"><span lang="IT">Poligini dilarang</span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:shape><v:line id="_x0000_s1043" style="'position:absolute'" from="6117,5680" to="6117,6640"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:shape id="_x0000_s1044" type="#_x0000_t202" style="'position:absolute;"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_x0000_s1044'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><span lang="IT">Tujuan akhir legislasi Islam:</span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><span lang="IT">monogami</span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1045" type="#_x0000_t202" style="'position:absolute;"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_x0000_s1045'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal"><span lang="IT">Signifikansi </span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:shape><v:shape id="_x0000_s1046" type="#_x0000_t202" style="'position:absolute;"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_x0000_s1046'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal"><span lang="IT">Yang tak terkatakan</span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:shape><v:line id="_x0000_s1047" style="'position:absolute'" from="7056,6960" to="7525,6960"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:line id="_x0000_s1048" style="'position:absolute'" from="7838,5200" to="7838,5200"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:line id="_x0000_s1049" style="'position:absolute'" from="7682,5360" to="7995,5361"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><w:wrap type="none"> <w:anchorlock/> </v:group><![endif]--><!--[if !vml]--><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/User/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/05/clip_image003.gif" shapes="_x0000_s1040 _x0000_s1041 _x0000_s1042 _x0000_s1043 _x0000_s1044 _x0000_s1045 _x0000_s1046 _x0000_s1047 _x0000_s1048 _x0000_s1049" height="324" width="552" /><!--[endif]--></span><!--[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]><span lang="SV" style="'font-size:12.0pt;font-family:"><v:shape id="_x0000_i1026" type="#_x0000_t75" style="'width:414pt;"> <v:imagedata croptop="-65520f" cropbottom="65520f"> </v:shape><span style="'mso-element:field-end'"></span></span><![endif]--><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span lang="IT">Tentu interpretasi diatas sangat bertentangan dengan pendapat ulama terdahulu bahkan bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh <span style=""> </span>Nabi sendiri. Bisa jadi penafsiran tersebut erat kaitannya dengan faham feminis yang berkembang. Dan penafsiran ini cenderung liar, sehingga tidak bisa dijadikan rujukan. </span><span style="" lang="SV">Dan yang terjadi dari interpretasi diatas akan menimbulkan relativisme kebenaran, dan ini yang sebenarnya harus dihindarkan. Karena jika tidak ada kebenaran lalu apa yang akan kita perjuangkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Akan tetapi walaupun hermeneutika dianggap menyimpang, namun yang perlu kita pahami adalah semua ilmu datangnya dari Allah dan mempelajarinya bukanlah sebuah kesalahan. Namun kita harus menempatkan ilmu pada porsinya masing-masing. Tidak mungkin seorang dokter kandungan mengoprasi pasien berpenyakit jantung, begitu juga dengan Hermeneutik tidaklah cocok jika digunakan untuk menginterpretasikan Alquran. Karena yang akan muncul adalah relativisme kebenaran. Padahal selama ini kita yakin bahwa apa yang kita anut adalah sebuah kebenaran. Jika kebenaran ternyata relative lalu dimana kita akan mencari kebenaran yang sebenarnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Dan yang perlu deperhatikan juga adalah seharusnya umat islam<span style=""> </span>bersikap bijaksana dengan paham-paham yang berkembang saat ini termasuk Hermeneutika. Tidak melulu apresiasip yang berlebihan dan tidak pula bersikap apriori yang membabi buta. Umat Islam perlu mengkaji secara kritis dalam mengkaji karya – karya orientalis itu. Dan untuk itu diperlukan ilmu pengetahuan Islam yang setanding dengan mereka bukan malah mentaklid.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right; text-indent: 35.4pt; line-height: 200%;" align="right"><span style="" lang="SV">Penulis<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 53.4pt; text-align: right; text-indent: -0.25in;" align="right"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="SV"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><i><span style="" lang="SV">Makalah ini di sampaikan dalam orasi Ilmiah MTQ tingkat Pelajar dan Mahasiswa LDK Matimsya STAIN Pontianak<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></i></p><i><span style="" lang="SV"><o:p></o:p></span></i><i><span style="" lang="SV"><o:p></o:p></span></i> <p class="MsoNormal" style="text-align: right;" align="right"><i><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="" lang="SV">Daftar Pustaka<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Faiz, Fahruddin, 2003, <i>Hermeneutika Qurani</i>, Yogyakarta: Qolam<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Husaini, Adian, 2003, <i>Wajah Peradapan Barat</i>, Bandung : Mizan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><span style="" lang="SV">Husaini, Adian, 2006, <i>Hegemoni Kristen Barat</i>, Jakarta : Gema Insani<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 81pt; text-indent: -81pt;"><span style="" lang="SV">Nor Wan Daud, Wan Mohd, 2003, <i>Filsafat dan praktek Pendidikan Islam al Attas</i>, Bandung : Mizan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 81pt; text-indent: -81pt;"><span style="" lang="FI">Nur Ichwan, Moh, 2003, <i>Meretas Kesarjanaan Kritis al Quran (teori hermeneutika Nashr abu Zayd), </i>Jakarta: Teraju<i><o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="FI">Qordhowi, Yusuf, 2002, <i>Titik Lemah Umat Islam</i>, Bogor : Penebar Salam</span> <div style=""><!--[if !supportFootnotes]--><br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";" lang="IT">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IT"> </span><span style=""><span style=""> </span>DR. Yusuf Qordhawi, Titik Lemah Umat Islam, (<st1:place st="on"><st1:city st="on">Bandung</st1:City></st1:place> : Penebar Salam, 2002) hal 19<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";" lang="IT">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style=""> Fakhruddin Faiz, Hermeneutika Qurani (<st1:place st="on">Yogyakarta</st1:place>: qolam, 2003) hal 20<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";" lang="IT">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IT"> </span><span style="">Ibid hal 9<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";" lang="IT">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IT"> </span><span style="">Adian Husaini, Wajah Peradapan Barat, (<st1:city st="on"><st1:place st="on">Jakarta</st1:place></st1:City>: Gema Insani, 2003) hal 290<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";" lang="IT">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IT"> </span><span style="">Ibid hal 291<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";" lang="IT">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="" lang="FI"> Moh Nur Ichwan, Meretas kesrjanaan kritis al quran (Jakarta : Teraju, 2003) hal 161-162<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";" lang="IT">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span lang="IT"> </span><span style="">Wan Mohd Nor Wan Daud, filasafat dan Praktek Filsafat Pendidikan Islam (<st1:city st="on"><st1:place st="on">Bandung</st1:place></st1:City>: Mizan) hal 362<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";" lang="IT">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="" lang="IT"> </span><span style="">Moh Nur Ichwan… Op Cit hal 143<o:p></o:p></span></p> </div> </div> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 200%;" align="center"><b><span style="" lang="SV"><br /><o:p></o:p></span></b></p>ldkmatimsyahttp://www.blogger.com/profile/04265215161786323735noreply@blogger.com0